Gedung Sate

 

Gedung Sate di Bandung | Atourin

Gedung Sate

Gedung Sate adalah kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Bangunan ini merupakan aset sejarah yang dikenal tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga internasional. Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan pemerintahan Jawa Barat menuju tercapainya masyarakat yang gemah ripah repeh rapih kerta raharja. Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe, yang diserap dari singkatan GB atau Gouvernements Bedrijven. Peletakan batu pertama pebangunannya dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali kota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada 27 Juli 1920.n hingga kini lebih dikenal dengan sebutan Gedung Baru. Panen88

Pada Senin, 3 Desember 1945, terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha yang ditunggangi tentara Inggris dan Belanda. Tentara Gurkha merupakan orang-orang dari Nepal yang terkenal akan keberanian dan kekuatan fisiknya dalam berperang menggunakan pisau khas mereka, yaitu kukri. Akibat dari Perjanjian Damai yang dinamakan Perjanjian Sugauli pada 1816, tentara Gurkha kemudian menjadi tentara kontrak yang melayani Perusahaan Hindia Timur Britania. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mengalami suasana euforia. Di tengah suasana sukacita tersebut, Belanda ternyata belum bisa menerima kenyataan diusir dari Indonesia. Bersama Inggris, Belanda menghimpun kekuatan untuk dapat merebut sejumlah aset, salah satunya adalah Gedung Sate. Pertempuran pecah pada 3 Desember selama hampir 2 jam yang mengakibatkan gugurnya tujuh orang pemuda. Lima jenazah ditemukan, dua jenazah lagi tidak ditemukan. Lima orang pemuda yang jasadnya ditemukan pada peristiwa mempertahankan Gedung Sate tersebut bernama Muchtarudin, Suhodo, Susilo, dan dua lagi tidak diketahui namanya. Sementara itu dua orang yang tidak ditemukan jenazahnya diyakini bernama Rana dan Rengat. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibuatlah sebuah prasasti pada 31 Agustus 1952 sebagai bentuk penghormatan kepada tujuh orang pemuda tersebut. Awalnya prasasti berbentuk batu itu terletak di halaman belakang Gedung Sate. Kemudian, pada 3 Desember 1970, prasasti tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate. Posisinya tepat berada sejajar dengan pintu masuk Gedung Sate dengan dikelilingi taman dan air mancur.

Gedung Sate sering dikaitkan dengan misteri dan cerita horor karena bangunannya yang besar dan sudah berumur 1 abad. Setidaknya ada 5 misteri yang menjadi perbincangan warga kota Bandung seputar Gedung Sate yaitu lorong rahasia Gedung Sate.  Ada cerita tentang keberadaan sebuah lorong rahasia di bawah tanah yang menghubungkan Gedung Sate dengan Gedung Pakuan. Sosok misterius penghuni Gedung Sate. Sosok kakek botak berjenggot panjang pernah terlihat di dalam bangunan Gedung Sate, namun menghilang dalam sekejap. Pohon angker, pohon besar di halaman belakang Gedung Sate dipercaya ada penghuninya oleh para pedagang di sekitar kawasan Gedung Sate karena pernah ada pedagang yang buang air kecil di pohon ini dan kemudian mengalami gangguan selama 4 hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Hargo Dalem, Gunung Lawu

Jigoku Ramen Bandung & Boemi Joglo

Rumah adat Dhurung